Jumat, 06 Januari 2012

Protista Mirip Tumbuhan


2. Protista Mirip Tumbuhan (Alga)
Dalam sistem 5 kingdom, alga bukan nama takson dan tidak masuk dalam kingdom plantae.
Alga masuk dalam kingdom protista, karena mempunyai ciri-ciri tubuh tersusun dari satu atau banyak sel,                     yang tidak berdiferensiasi membentuk jaringan khusus.
Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis.           Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya        melayang – layang didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik.
Berdasarkan pigmen yang dikandungnya alga dibedakan menjadi 6 filum yaitu:

1) Filum Euglenophyta
Hidup di air tawar, di dalam tanah dan tempat lembab. Mempunyai ciri-ciri mirip hewan dan tumbuhan. Dianggap mirip hewan karena selnya tidak berdinding, bergerak bebas dan berbintik mata. Mirip tumbuhan karena memiliki klorofil a, b dan karotin untuk berfotosintesis.Euglenophyta merupakan organisme uniseluler yang bersifat autorof, karena memiliki klorofil a dan b, b karoten dan beberapa xanthofil yaitu astaxanthin yang dikenal juga sebagai euglenarodhon atau haematokrom.Euglenophyta disebut juga Euglenoidina, merupakan organisme yang motil karena memiliki 1 – 3 flagella di bagian anteriornya.

Ciri-ciri euglenophyta
v  Organisme bersel tunggal dengan susunan sel eukariota.
v  Sel tidak dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel berprotein, yang berada didalam plasmalema. Pada kebanyakan Euglenoid, perikel itu bersifat lentur sehingga memungkinkan perubahan bentuk sel, tetapi pada beberapa jenis, perikel ini kaku sehingga sel memiliki bentuk tetap.
v  Ujung depan sel euglenoid melekuk kedalam membentuk saluran yang ujung dalamnya meluas menjadi rongga membulat membentuk reservoar. Saluran dan reservoar itu walaupun dianggap sebagai terusan tempat partikel makanan padat masuk kedalam sel.

v  Beberapa euglenoid berfotosintesis dan yang lain tidak. Anggota-anggota yang berpigmen memiliki kloroplas yang berisi klorofil a dan b. Hasil fotosintesis disimpan sebagai paramilon, sebuah polimer glukosa yang berbentuk butiran dalam sitoplasma.
v Pada dasarnya euglenoid memiliki dua buah flagel tipe cambuk berjumbai, dengan tonjolan lateral yang berupa bulu yang terletak pada satu barisan sepanjang flagel
v  * Perkembangbiakan seksualnya mungkin tidak terjadi atau jika ada jarang sekali terjadi

Struktur sel euglenophyta

 
 
Euglenophyta sudah memiliki inti yang tetap dan mempunyai khloroplast seperti pada tumbuhan tinggi.Karena itu Euglena dapat melangsungkan fotosinthesa dan tumbuh seperti halnya pada tumbuhan tinggi.Semua euglenoid mempunyai satu atau dua flagella yang menyebabkan mereka dapat bergerak secara aktif.Selnya telah mempunyai bentuk yang tetap, dinding sel bukan terdiri dari selulosa melainkan suatu selaput tipis yang dapat mengikuti gerakan sel euglenoid yang sewaktu-waktu dapat berubah bentuk.
   Bagian bagian sel euglenophyta:
*      Ujung anterior dari sel berupa sitostoma, dan dibawahnya berupa “kerongkongan”/gullet. Pada beberapa jenis celah ini berguna untuk memasukkan makanan berbentuk padat, tetapi pada beberapa jenis tidak demikian.
*         Gullet terdiri atas leher yang sempit (cytopharynx) dan bagian posterior yang membesar berupa waduk (reservoir). Waduk berhubungan dengan vakoula kontraktil. Pada genera tertentu pada gulletnya terdapat batang farink, terletak parallel dengan panjang gullet, dan ujung bawahnya sampai setinggi dasar waduk atau memanjang ke ujung posterior dari sel. Fungsi organ ini untuk menyokong sitostoma waktu menelan makanan padat.
*      Flagella dari Euglena pangkalnya tertanam pada dasar waduk dan keluar sepanjang sitofarinx dan sitostoma. Yang mempunyai satu flagella, tumbuh ke muka. Genera yang mempunyai dua flagella, flagellanya sama panjang dan tumbuh ke arah depan tetapi lebih banyak genera yang flagellanya tidak sama panjang. Flagelnya mempunyai rumbai-rumbai sepanjang batang (tipe tinsel).
*      Vakuola kontraktif,berfungsi untuk memompa gas kedalam dan keluar tubuh.
*      Kloroplas,berfungsi untuk pembentukan makanan, atau untuk melakukan fotosintesis.
Cadangan makanan berupa paramilum yaitu bentuk antara dari polisakharida, jadi bukan berupa amilum seperti pada tumbuhan tinggi atau glycogen seperti pada binatang.

 
Jenis –jenis euglenophyta:





             
           Astasia                 Cryptomonas ( hijau )    Trachelomonas                Chilomonas            Colacium

                
     Phacus                                 Peranema               E.oxyrus                    E. viridis                             E.gracilis






*      Perkembangbiakan pada euglenophyta
Aseksual
Euglena berkembang biak dengan membelah diri yaitu dengan pembelahan biner. Mula-mula intinya membelah, kemudian diikuti pembelahan membran plasmanya secara longitudinal (memanjang).Terbentuklah dua sel anak.Setiap sel anak memiliki membran sel, sitoplasma, dan inti.Dengan pembelahan sel, baik waktu sedang aktif bergerak atau dalam keadaan istirahat.Pada genera yang mempunyai lorika (pembungkus sel) protoplast membelah di dalam lorika, kemudian salah satu anak protoplast keluar dari lorikanya dan membentuk lorika baru, sedang yang satu tetap di dalam lorika lamanya dan tumbuh menjadi sel baru.Pada sel yang bergerak aktif, pembelahan memanjang sel (longitudinal) dan dimulai dari ujung anterior.Pada genera yang mempunyai satu flagella, mula-mula blepharoplast membelah menjadi dua, satu membawa flagelanya dan satu lagi akan menghasilkan flagella baru.
Pada yang mempunyai dua flagella, dapat terjadi salah satu sel anakan membawa dua flagel lamanya dan sel anakan yang lain akan menghasilkan dua flagella baru atau dapat terjadi masing-masing sel anakan membawa satu flagella dan kemudian masing-masing menghasilkan satu flagella lagi. Pembelahan sel pada yang tidak bergerak aktif dapat berlangsung dalam keadaan dibungkus oleh selaput lendir.Kadang-kadang protoplast anakan tidak keluar dari selaput pembungkusnya sebelum membelah lagi.Dalam kasus seperti ini akan terbentuk koloni yang tidak permanen, yang pada waktu tertentu selnya akan bergerak aktif kembali. Pada banyak genera dijumpai bentuk berupa siste berdinding tebal.Bentuk siste ada yang menyerupai sel vegetatifnya, tetapi kebanyakan bentuknya berbeda, bulat atau polygonal.Protoplast dapat menghasilkan sangat banyak euglenarhodone, sehingga berwarna sangat merah.Biasanya siste berkecambah dengan keluarnya protoplast dari dalam dinding yang tebal dan tumbuh manjadi sel baru yang bergerak aktif
.

Seksual
Adanya konjugasi/penggabungan sel vegetatif pernah dijumpai pada beberapa euglenoid, tetapi kasus ini masih sangat kabur.Autogami (penggabungan dua inti anakan dalam sel), pernah dijumpai pada Phacus.

Factor – factor yang mempengaruhi perkembangan euglenophyta:
ü      Suhu/Kelembababan ,nutrisi dan lain sebagainya.

Cara makan Euglena
Euglena mempunyai dua cara dalam memperoleh makanan, yaitu dengan fotosintesis dan memakan zat-zat organik. Karena mampu berfotosintesis maka dikatakan Euglena ini hidup secara fotoautrotrof dan karena memakan bahan-bahan organik yang tersedia maka dikatakan hidup secara heterotrof.
Secara umum Euglenophyta mempunyai cara hidup yang lengkap yaitu dapat bersifat saprofit (heterotrof pada hewan yang sudah mati yang mengandung bahan organik), holozoik (menyerap bahan makanan) dan fototrofik sehingga dapat hidup secara heterotrof dan autotrof. Cara yang lebih sering dilakukan adalah secara heterotrof, sedangkan autotrof dilakukan apabila lingkungan kurang terdapat bahan organik.Oleh karena Euglenophyceae dapat bersifat heterotrof maupun autotrof maka Euglenophyceae disebut bersifat miksotrof.


Habitatnya

Sesuai dengan alat geraknya (flagel) sebagian besar Euglenophyta hidup diperairan mulai dari air tawar, air laut dan lumpur.Bahkan ekstrimnya, Euglena dapat hidup dalam perut berudu Rana sp
1. Air tawar- Euptyeria viridis
2. Air laut- Euglena sp
3. Lumpur- euglena

Fungsi euglenophyta
1. Bidang Perikanan
Ganggang merupakan fitoplankton (plankton tumbuhan; plankton hewan disebut zooplankton) yang berfungsi sebagai makanan ikan.
2. Ekosistem Perairan
Dalam ekosistem perairan, ganggan merupakan produsen primer, yaitu sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan air seperti ikan, udang dan serangga air.
3. Bidang Industri
Dinding sel diatom banyak mengandung silikat.Sisa-sisa dinding sel diatom yang hidup di jaman lampau membentukk lapisan tanah yang dikenal sebagai tanah diatom.Tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok, isolasi, bahan dasar industri kaca, dan penyaring (karena berpori).

Kerugian euglenophyta pada manusia:
 Mencemari sumber air
 Penimbuanan endapan tanah pada dasar kolam dan danau
2) Filum Alga Keemasan (Chrysophyta).

         Nama Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysos yang berarti emas. Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu kelas dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini berwarna keemasan karena kloroplasnya mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan klorofil. Kloroplas ganggang ini berbentuk cakram, pita, atau oval.
Sel-sel ganggang keemasan memiliki inti sejati (eukarion), dinding sel umumnya mengandung silika (SiO2) atau kersik. Tubuh ganggang ini ada yang terdiri atas satu sel(uniseluler) dan ada yang terdiri atas banyak sel (multiseluler). Ganggang yang bersel satu bisa hidup sebagai komponen fitoplankton yang dominan. Ganggang yang multiseluler berupa koloni atau berbentuk filamen. Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.Ganggang ini ditemukan di air tawar, di laut, dan di tanah yang lembab.

B. CIRI-CIRI
1. Pigmen, khlorofil a dan b, xantofil, dan karoten, klorofil terdapat dalam jumlah yang banyak sehingga ganggang ini berwarna hijau rumput.
2. Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam kloroplas.
3. Kloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang, lensa, bulat, pita, spiral dsb.
4. Sel berinti sejati, satu atau lebih.
5. Sel kembara mempunyai 2 atau 4 flagela sama panjang, bertipe whiplash.
6. Dinding sel mengandung selulose.

C. PERKEMBANGBIAKAN
 Perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dengan pembelahan sel,v fragmentasi, pemisahan koloni, dan pembentukan spora (aplanospora atau zoospora).
 Perkembangbiakan generatif (seksual) dengan konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami
.

D. Kelas-Kelas Chrysophyta
Alga ini digolongkan kedalam 3 kelas yaitu:
a) Kelas alga hijau-kuning (xanthophyceae)
o Pigmen yang dimiliki yaitu klorofil (hijau) dan xantofil (kuning)
o Reproduksi vegetatif membentuk zoospora, generatif dengan fertilisasi
o Contohnya: Vaucheria sp
b) Kelas alga coklat-keemasan (chrysopyceae)
o Pigmen yang dipunyai klorofil (hijau) dan karoten (pigmen keemasan), hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk karbohidrat dan minya
o Tubuhnya ada yang uniseluler, contohnya: Ochromonas sedang ada pula yang multiseluler contonya Synura
c) Kelas diatom (bacillariophyceae)
o Banyak dijumpai di atas permukaan tanah basah, tubuhnya ada yang uniseluler dan berkoloni
o Dinding tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka)
o Contohnya : Navicula, Pinnularia, Cyclofella
    
Navicula                      Pinnularia                  Ochromonas             Synura         Vaucheria sp

E. Peranan Ganggang Keemasan Dalam Kehidupan Sehari-hari.
bahan pembuat isolasi : diatomae, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.
Diatome (ganggang kersik) dapat dipakai sebagai penyerap nitrogliserin pada bahan peledak, sebagai campuran semen dan sebagai bahan penggosok.

4) Filum Alga Hijau (Chlorophyta)
Chlorophyta umumnya hidup di air tawar (90%) dan di laut (10%).Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun pitoplankton. Sebagian fitolankton adalah alga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan.

B. KLASIFIKASI
Chlorophyta (Alga Hijau)
Kingdom : Plantae
Divisio : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Halimedales
Genus : Caulerpa
Species : Caulepra racesmosa

C. CIRI-CIRI CHLOROPHYTA
A). Ciri Umum
- Berwarna hijau terang
- Kosmopolitan (air tawar, payau, asin. Dari oligotrof sampai eutrof
- Memiliki anggota terbanyak
- Eukariot (umumnya uninucleate)
- Ada yang unisel, koloni dan filamen
- Pigmen yang dimiliki: klorofil a,b, karoten (
ֶα,β,γ) dan beberapa xantofil
- Dinding sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau hemiselulosa

B). Ciri-ciri khusus
 dapat bergerak sedikità- Sebagian anggota memiliki flagel -
- Bentuk flagel isokontae, jumlah dan letak sangat bervariasi (apikal, subapikal, lateral)
sebagian anggota memiliki flagel (dapat bergerak sedikit)
- memiliki jumlah enam ribu anggota
- alkena dengan “green algae”, memiliki klorofil a dan b
- termasuk organisme yang paling tua (lebuh dari dua miliar tahun yang lalu)

 SUSUNAN TUBUHØ
1) Sel tunggal (uniseluler) dan motil (contoh:Chlamydomonas)
2) Sel tunggal uniseluler dan non motil (contoh:Chlorella)
3) Sel senobium (koloni yanh mempunyai jumlah sel tertentu sehingga mempunyai bentuk yang relatif tetap)

4) Koloni tak baraturan (ex:tetraspora)
5) Filamen (ada yang bercabang dan tidak bercabang)
- filamen tidak bercabang, contoh: Ulothrix, Oedogonium
- filamen bercabang, contoh: Chladhopora, Pithopora

6) Heterotrikus (filamen barcabang bentuknya terbagi menjadi prostate dan erect)
7) Foliaceus atau parenkimatis (filamen yang pembelahan sel vegetatif terjadi lebih dari satu bidang.
8) Tubular (talus yang memiliki banyak inti tanpa sekat melintang)

 SUSUNAN SELØ
a. Dinding sel
Dinding sel tersusun atas 2 lapisan, lapisan dalam yang tersusun atas selulosa dan lapisan luar tersusun atas pektin tetapi beberapa bangsa Volvocales dindingnya tidak mengandung selulosa, melainkan tersusun oleh glikoprotein. Dinding sel caulerpales mengandung xylan atau mannan. Banyak jenis chlorophyceae mempunyai tipe ornamentasi dinding yang berguna dalam klasifikasi.

b. Kloroplas
Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a dan klorofil b, beta karoten serta berbagai macam xantifil (lutein, violaxanthin, zeaxanthin) kloroplas dalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding sel ( parietal,ex: ulotrix atau ditengah lumen sel ( axial,ex:muogotia). Pada umumnya satu kloroplas setiap sel tetapi pada siponoles zygnemales terdapat lebih dari satu kloroplas setiap sel. Bentuk kloroplas sangat berfariasi.
 Amilum dari chlorophceae seperti pada tumbuhan tingkat tinggi, tersusun sebagai rantai glukosa tak bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang amilopektin. Sering kali amilum tersebut terbentuk dalam granula bersama dengan badan protein dalam plastida disebut pirenoid. Tetapi beberapa jenis tidak mempinyai pirenoid merupaka golongan chlorophyceae yang tinggi tingkatannya. Jumblah pirenoid umumnya dalam tiap sel tertentu da[pat digunakan sebagai bukti taksonomi.

c. Inti
Chlorophyceae mempunyai inti seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu diselubungi oleh membrane inti dan terdapat nukleus serta kromstin. Inti umumya tunggal, tetapi jenis anggotayang tergolong dalam bangsa shiponales memiliki inti lebih dari satu.

d. Cadangan makanan
Cadangan makanan pada chlorophyta seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu berupa amilum, tersusun oleh amilosa (rantai glukosa tidak bercabang) dan amilopektin (rantai glukosa yang bercabang). Sering sekali amilum ditemukan dalam granula bersama dengan protein dalam plastida disebut pirenoid. Tetapi beberapa jenis tidak memiliki pirenoid yaitu pada golongan chlorophyceae yang telah tinggi tingkatannya, tirenoid dapat digunakan sebagai bukti taksonomi.

e. Fototaksis dan bentuk mata
Pada chlorophyta terdapat dua tipe pergerakan fototaksis, yaitu
1. Pergerakan dengan flagella
Pada umunya sel alga hijau baik sel vegetatife maupun sel generatife ditemukan adanya alat gerak. Flagella pada kelas chlorophyceae selalu bertipe whiplash (akronomatik) dan sama panjang (isokon) kecuali pada bangsa oedogoniales memiliki tipe stefanokon. Flagella dihubungkan dengan struktur yang sangat halus disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap flagella disebut blepharoplas. Tiap flagella terdiri dari axonema yang tersusun oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat dua singlet mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9+2. Flagella tersebut dikelilingi oleh selubung plasma.

2. Pergerakan dengan sekresi lender
Dalam monografi tentang desmid, ditunjukkan terjadi pergerakan pada desmid di permukaan lumpur dalam laboratorium. Pergerakan tersebut disebabkan oleh adanya stimulus cahaya yang diduga oleh adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama pergerakan kedepan bagian kutub berayun dari satu sisi ke sisi lain sehingga lendir bagian belakang seperti berkelok-kelok.
f. Flagella
Flagella pada kelas chorophyceae selalu bertipe whiplash (akronomatik) dan sama panjang (isokon), kecuali pada bangsa Oedogoniales memiliki type stefanokon. Flagella dihubumgkan dengan struktur sel yang sangat halus disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap flagella disebut blephoroplas. Granula tersebut masing-masing dihubungkan oleh benang yang letaknya melintang disebut paradesmosa. Risoplas merupakan benang tegak dan lurus menghubungkan salah satu dari granula (blepharoplas) dengan struktur intranuklear dari inti disebut sentrosom.

g. Perkembangbiakan
Perkembangbiakan secara seksual banyak dijumpai yaitu, isogami, anisogami, dan oogami. Meiosis dapat terjadi pada zigot yag berkecambah atau pada waktu pembentukan spora dan gamet. Daur hidup yang umum dijumpai adalah tipe haplontik, meskipun beberapa jenis termasuk tipe diplohaplotik.
Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang paling sederhana dan menunjukkan ke arah anisogami, pada tipe anisogami masing-masing jenis merupakan sel bebas dengan ukuran tidak sama, sedangkan yang lebih maju lagi yaitu tipe oogami. Pada tipe oogami masing-masing jenis telah menunjukkan perbedaan baik jenis maupun ukurannya.
Perkembangbiakan secara aseksual dengan cara membentuk sel khusus yang mampu berkembang menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin. Pada umumnya terjadi dengan peleburan spora, oleh karena itu disebut perkembangbiakan secara sporik.
Zoospora dibentuk oleh sel vegetatif, tetapi beberapa tumbuhan terbentuk dalam sel khusus yang disebut sporangia. Zoospora setelah periode berenang beberapa waktu berhenti pada substrat yang sesuai, umumnya dengan ujung anterior, flagella dilepaskan dan terbentuk dinding. Selama proses ini alga mensekresikan lendir yang berfungsi untuk mempertahankan diri.

                  Macam-macam perkembangbiakan pada alga hijau, yaitu:

1. Secara vegetatif
Secara vegetatif perkembangbiakan dilakukan dengan cara fragmentasi tubuhnya dan pembelahan sel, serta pembentukan sporik yaitu dengan membentuk:
 Aplanospora, yaitu spora yang tidak dapat bergerak, contoh:ü chlamydomonas
 Planospora, yaitu spora yang dapat bergerakü
 Autospora yang berasal dari aplanospora, contoh: chlorella,ü chlamydomonas.
 Autokoloni yang berasal dari aplanospora, contoh: scenedesmus,ü pediastrum, dan crucigenia.

2. Secara aseksual
Secara aseksual yaitu dengan pembentukan zoospora, aplanospora, hipnospora, autospora, dan konjugasi.

Konjugasi, yaitu sel protoplas tumbuhan I ke tumbuhan II. Contoh: spyrogira.
Prosesnya, filament saling mendekat kemudian sama-sama membentuk tonjolan kecil, selanjutnya membentuk papilla, kemudian ke dua dinding papilla melebur hingga membentuk saluran, dilanjutkan dengan gamet jantan masuk ke sel betina melalui saluran itu.
Konjugasi ada 3,yaitu:
1. Konjugasi bentuk tangga (skalariform), yaitu pertemuan 2 protoplas di saluran konjugasi. Contoh: spyrogira.
2. Konjugasi bentuk lateral, yaitu perkawinan antara 2 protoplas yang saling berlekatan yang berasal dari satu filament. Contoh: zygnema
3. Konjugasi silang yaitu perkawinan antara 2 protoplas yang tanpa saluran konjugasi. Contoh: mougeotia dan zygnema

3. Secara seksual
- Isogami yaitu: gamet yang bentuk dan ukurannya sama (belum dapat dibedakan mana jantan dan betina).
Contoh: gonium, ulva.
- Anisogami : gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama (gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama).
Contoh: codium, bryopsis.
- Oogami yaitu jenis anisogami dengan gamet jantan yang aktif (gametangium oogonium, dan gametangium spermatid).
Contoh: volvox dan oedogonium.

Contoh Chlorophyta
*Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak
Chlorella
a) Habitat di air tawar, air laut dan tempat yang lembab
b) Bentuk sel bulat dengan kloroplas seperti mangkuk
c) Digunakan penyelidikan metabolisme di laboratorium
d) Berperan sebagai bahan obat-obatan, bahan makanan dan bahan kosmetik
Chlorococcum
a) Bersel satu, habitat di air tawar dan tanah yang basah
b) Bentuk sel bulat telur, dengan kloroplas seperti mangkuk
c) Reproduksi dengan membentuk zoospore

*^Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak
Chlamydomonas
a) Bentuk bulat telur, dengan kloroplas seperti mangkuk dilengkapi stigma dan pirenoid (pusat pembentukan amilum)
b) Memiliki 2 flagel sebagai alat gerak
c) Terdapat 2 vakuola kontraktil
d) Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk zoospora dan generatif dengan cara konjugasi/isogami

Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
Hydrodiction
a) Habitat di air tawar, koloninya berbentuk jala, reproduksi vegetatif dengan cara zoospora dan fragmentasi, reproduksi generatif dengan cara konjugasi.
b) Dapat diamati dengan mata telanjang

Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak
Volvox globator
a) Habitat di air tawar, koloni berbentuk bola, tiap sel mempunyai 2 flagel
b) Reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi dan reproduksi generatif dengan cara konjugasi

Chlorophyta berbentuk benang
Spirogyra
a) Habitat di air tawar, kloroplas seperti pita spiral dan sebuah inti
b) Reproduksi generatif dengan cara fragmentasi dan generatif dengan cara konjugasi
Oedogonium
a) Habitat di air tawar dan sesil, kloroplas seperti jala dan tiap sel memiliki satu nukleus
b) Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk zoozpora berflagel banyak dan generatif dengan cara fertilisasi.

Chlorophyta berbentuk lembaran
Ulva lactuva
a) Hidup menempel pada kayu atau batu-batu
b) Habitat di air asin dan air payau
c) Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk zoospora berflagel empat dan generatif dengan cara anisogami
Chara
a) Habitat di air tawar dan laut, menempel pada batu-batuan
b) Bentuk talusnya seperti tumbuhan tinggi
c) Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi dan generatif dengan fertilisasi.
                                             
Ø  E. PERANAN CHLOROPHYTA
a) Peran menguntungkan:
Ø   Produsen primer (penyedia oksigen) no1 di air
Ø  Sebagai alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesies chlorella (karena kandungan chlorelinnya banyak mengandung vitamin E)
Ø    Sumber pakan alami bagi ikan dan organism air lain (terutama benih)
ü Beberapa diantaranya dibudidayakan sebagai sumber pakan di panti pembenihan ikan, contoh: chlorella, dunaliella, tetraselmis, dan scenedesmus

b) Peran merugikan:
 - ganggang hijau dapat mengganggu bila perairan terlalu subur, sehingga air akan berubah warna dan berbau.
5) Filum Alga Coklat (Phaeophyta)
                                               
A.CIRI-CIRI UMUM
a) Bentuknya seperti tumbuhan tinggi, sebagian besar hidup di laut. Tubuhnya melekat di bebatuan, sedangkan talusnya terapung di permukaan. Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun),terbesar diantara semua ganggang ukuran tulusnya mulai dari mikroskopik sampai makroskopik.
b) Dan kebanyakan bersifat autotrof.
c) P igmennya fikosantin, klorofil a, klorofil c, violaxantin, b-karotin, diadinoxantin
d) Cadangan makanan berupa lamirin yang disimpan dalam pirenoid dan manitol, ruang antar sel pada dinding selnya mengandung asam alginat (algin)
e) Kloroplas berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa santofil misalnya fukosantin
f) Reproduksi vegetatif zoospora berflagel dan fragmentasi, generatif dengan cara oogami atau isogami.
g) Hasil asimilasi berupa tepung dan lemak, terdiri dari sel-sel yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang.
h) Hidupnya ada yang diair tawar, air laut dan juga pada tanah yang lembab atau yang basah. Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air yang jernih.
i) Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang secara struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik.

B. STRUKTUR SEL
Pada phaeophyta umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel yang tersusun dari tiga macam polimer yaitu selulosa, asam alginat, fukan dan fukoidin. Algin dari fukoidin lebih kompleks dari selulose dan fukoidin lebih kompleks dari selulose dan gabungan dan keduanya membentuk fukokoloid. Dinding selnya juga tersusun atas lapisan luar dan lapisan dalam, lapisan luar yaitu selulosa dan lapisan dalam yaitu gumi. Tapi kadang-kadang dinding selnya juga mengalami pengapuran. Inti selnya berinti tunggal yang mana pana pada pangkal berinti banyak.

Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme
.
Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).

D. REPRODUKSI
Aseksual
Reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora berflagela dan fragmentasi.
Seksual
Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang fertil membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di dalam reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan oogonium yang menghasilkan sel telur dan benang-benang mandul (parafisis). Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu sama lain pada filamen pendek bercabang-cabang yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid.
Oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Oogonium jumlahnya sangat banyak dan tiap oogonium mengandung 8 sel telur. Akan tetapi, hanya 40% dari sel telur yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel telur. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi individu baru yang diploid.Contohnya adalah reproduksi pada Fucus vesiculosus. Selain berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi, Fucus vesiculosus juga berkembang biak dengan cara seksual dengan oogami.


          ISOGAMI

E. KLASIFIKASI
Klasifikasi Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyta dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
1. Golongan Isogeneratae
Yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara morfologi tetapi sitologinya berbeda.
Contoh: Ectocarpus, Dictyota dan Cutleria

2. Golongan Heterogeneratae
Yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan yang heteromorf. Sporotif dan gametofitnya berbeda secara morfologi maupun sitologisnya.
Contoh: Laminaria, Nercosystis
.
3. Golongan Cyclosporae
Yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran keturunan.
Contoh : Fucus
.

F. PERANAN
*      Laminaria, Fucus, Ascophylum dapat menghasilkan asam alginat. Alginat biasanya digunakan sebagai pengental pada produk makanan (sirup, salad, keju, eskrim) serta pengentalan dalam industri (lem, tekstil, kertas, tablet antibiotik, pasta gigi) dan pengentalan produk kecantikan (lotion, krim wajah).
*      kalsium alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan senyawa alginat juga banyak digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi, alginat digunakan sebagai bahan pembuat bahan biomaterial untuk teknik pengobatan.
*      Dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan mineral seprti potasium dan hormon seperti auxin dan sylokinin yang dapat meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.
*      Macrocytis Pyrifers menghasilkan iodine (unsur yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit gondok
*      Macrocytis juga dibuat sebagai makanan suplemen untuk hewan ternak karena kaya komponen Na, P, N, Ca.
Alga coklat terdiri dari paduan struktur kimia manuronat dan guluronat. Untuk pewarna tekstil, alga coklat yang digunakan adalah yang memiliki struktur manuronat lebih banyak dalam hal ini ada pada Sargassum dan Turbinaria. Struktur kimianya mengikat zat pewarna, namun lebih mudah melepaskannya pada bahan kain. "Sebagai pewarna makanan dipilih alga yang memiliki struktur guluronat lebih banyak karena sifatnya yang mudah dicerna,
"

6) Filum Alga Kemerahan (Rhodophyta)
                             
Rhodophyta (algae merah) umumnya warna merah karena adanya protein fikobilin,terutama fikoeritrin, tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke coklat atau kadang-kadang hijau karena jumlahnya pada setiap pigmen.. , mengandung pigmen klorofil a, klorofil d, karoten, fikoeritrin, fikosianin. bersifat autotrof, ada juga yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya parasit pada ganggang lain. Umumnya hidup di laut yang dalam dari pada tempat hidup ganggang coklat. Hidup diperairan tawar. Keunggulan dari tanaman ganggang merah adalah rata-rata pertumbuhannya tinggi dan mempunyai efisiensi tinggi dalam fotosintesis, penyerapan karbondioksida serta mempunyai penyerapan tinggi pada nitrogen dan fosfor.
STRUKTUR ALGA MERAH
Adapun alga dari devisi ini ditandai oleh sifat-sifat sebagai berikut :
Ø  Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk
Ø  Reproduksi seksual denga karpogonia dan spermatia
Ø  Pertumbuhannya bersifat uniaksial (astu sel diujung thallus) dan multikasial (banyak sel diujung thallus).
Ø  Alat perekat (Holdfast) terdiri dari perakan sel tunggal atau sel banyak.
Ø  Memiliki pigmen fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin (berwarna merah) dan fikosianin (berwarna biru)
Ø  Bersifat adaptasi kromatik, yaitu memiliki penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan dan  dapat menimbulkan berbagai warna pada thalli seperti : merah tua, Merah muda, pirang, coklat kuning dan hijau.
Ø  Memilki persediaan makanan berupa kanji (Floridean starch).
Ø  Dalam dinding selnya terdapat selulosa, agar, carragean, porpiran dan fulselaran ,
Ø  Tubuh bersel banyak menyerupai benang atau lembaran.
Ø  Ada perkapuran di beberapa tempat pada beberapa jenis.
Ø  Jenis dari divisi ini umumnya makroskopis, filamen, sipon, atau bentuk thallus, beberapa dari mereka bentuknya seperti lumut.
Ø  Hasil makanan cadangannya adalah karbohidrat yang kemerah-merahan.
A.CIRI TALUS
1. Bentuknya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon.
2. Tidak berflagella.
3. Selnya terdiri dari komponen yang berlapis – lapis.
4. Mempunyai pigmen fotosintetik fikobilin, memiliki pirenoid yang terletak didalam koroplas, pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi.

REPRODUKSI ALGA MERAH
Al ga merah berkembangbiak secara vegetatif dan generatif.
  • Perkembangbiakan vegetatif ganggang merah berlangsung dengan pembentukan spora haploid yang dihasilkan oleh sporangium atau talus ganggang yang diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan atau betina yang sel-selnya haploid.
  • Perkembangbiakan generatif ganggang merah dengan oogami, pembuahan sel kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin jantan (spermatium). Alat perkembangbiakan jantan disebut spermatogonium yang menghasilkan spermatium yang tak berflagel. Sedangkan alat kelamin betina disebut karpogonium, yang menghasilkan ovum. Hasil pembuahan sel ovum oleh spermatium adalah zigot yang diploid. Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi ganggang baru yang menghasilkan aplanospora dengan pembelahan meiosis. Spora haploid akan tumbuh menjadi ganggang penghasil gamet. Jadi pada ganggang merah terjadi pergiliran keturunan antara sporofit dan gametofit.
KLASIFIKASI
Klasifikasi dari alga merah ini sebagai berikut :
Divisio     : Rhodophycophyta
Classsis     : Rhodophyceae
Ordo        : Gigartinales
Familia    : Gracilariaceae
Genus     : Gracilaria
Species     : Gracilaria
  sp.
       
 Batrachospermum             Gelidium                    Eucheuma               Gracililaria                  
         
Chondrus                          Porphyra                   Polysiphonia                     Nemalion

PERAN GANGGANG MERAH DALAM KEHIDUPAN
*      Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra: menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia.
*     Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut.,minuman coklat.
*     Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup.
*     Bahan baku pulp kertas.
*     Bagus untuk kesehatan.Mengandung  astha xanthine karena ganggang merah memiliki hematococcus pluralis.Asthaxantin  merupakan betakaroten yang nilainya lebih tinggi,berfungsi sebagaia ntioksidan,antiaging,memperbaiki sirkulasi darah,mencegah kerusakan sel,memperbaiki produksi insulin pada kerja pankreas sehingga bagus untuk penderita diabetes.

6) Phylum Alga Api (Pyrrophyta)
                 
Pyrrophyta (alga api) atau lebih dikenal sebagai Dinophyceae atau Dinoflagellata merupakan protista yang hidup di laut atau air tawar, dikelompokkan sebagai protista autotrof oleh adanya klorofil a dan c , tetapi tidak mempunyai klorofil b pigmen xantophil yang khas yaitu peridinin, neoperidinin, dinoxanthin dan neodinoxanthin) dan ß karoten yang memberikan warna coklat atau warna coklat emas.


CIRI-CIRI
*      Pigmennya klorofil dan coklat kekuning-kuningan
*      Pyrrophyta bersifat fotoautotrof atau heterotrof, sebagai saprofit, parasit, hidup bersimbiose atau holozoik
*      habitat di laut bersifat fosforesensi (memancarkan cahaya)
*      Karakteristik dari organisme ini dari eukariotik lainnya adalah tetap memadatnya kromosom pada semua stadia sehingga dikenal dengan sifat mesokariotik.
*      Ciri yang utama bahwa di sebelah luar terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel.
*      Terdapat butir-butir kromatin yang berupa untaian.
*      Cadangan makanan berbentuk tepung atau minyak
SUSUNAN TUBUH
*      Berbentuk Sel Tunggal, contoh : Peridinium dan Ceratium
*      Berbentuk Filamen yang bercabang. contoh : Dinotrix dan Dinoclammn
*      anggota yang memiliki dinding sel terdiri dari selulosa dan lempeng-lempeng.        Contoh : Glenodinium dan Peridinium Terdapat lekukan pada tubuh selnya.
*      Anggota Pyrrophyta banyak yang ditemukan tanpa adanya dinding sel.

 STRUKTUR tubuh
*      Alat Gerak:
Berupa flagel, sebanyak 2 (dua) buah, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh atau bentuk spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal disebut girdle, merupakan cincin yang simpel dan jika berbentuk spiral disebut annulus. Flagellum transversal menyebabkan pergerakan rotasi dan pergerakan kedepan, sedangkan flagellum longitudinal mengendalikan air ke arah posterior.
*      Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang mengandung pigmen karetinoid.
*      Tubuh dinoflagellata primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri.
*      Pembagian Pyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada tidaknya penutup sel (ampiesma):
*      yang telanjang (unarmored)
*                  mempunyai penutup sel (theca). Pada theca terdapat pelat-pelat seperti baja   dengan komponen utama sellulosa. Jumlah dan letak pelat digunakan sebagai dasar dalam pemberian nama Peridinium.
*      Sel Dinoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka dan hipoteka.
*   Pada Peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri: apical (‘) dan precingular (‘’).
*   Pada beberpara genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada   permukaan dorsal dengan 1-3 pelat interkalar anterior (a).
*   Hipoteka tersusun atas 2 seri transversal: cingular (‘’’) dan antapikal (‘’’’) juga sering terdapat seri yang tidak sempurna yaitu interkalar posterior.

REPRODUKSI
1.VEGETATIF
yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki panser, maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing – masing membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang
2.SEKSUAL
terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat mengadakan perkawinan dengan isogamet dari individu lain
3.SPORIK
yaitu dengan zoospora (contohnya Gloeonidium) dan aplanospora (contohnya Glenodinium)
Pada Alexandrium sp, cara perkembangbiakannya yaitu:
*      Kista-kista tidur dalam dasar laut, tertimbun oleh sedimen. Jika tak terganggu oleh kekuatan fisik atau alam, mereka dapat berada di dasar laut dalam kondisi tertidur untuk waktu bertahun-tahun. Jika terdapat kandungan oksigen dan kondisi memungkinkan, mereka daapt melakukan proses perkecambahan.
*      Jika suhu hangat dan banyak cahaya yang merangsang perkecambahan ini, kista akan pecah dan mengeluarkan sel yang dapat berenang. Sel ini direproduksi oleh pembelahan sederhana dalam beberapa hari pengeraman.
*      Jika kondisi tetap optimal, sel akan terus membelah diri secara berlipat, dari dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya. Setiap satu sel dapat menghasilkan beberapa ratus sel dalam se minggu.
*      Pada saat nutrisi telah habis, pertumbuhan sel berhenti dan terbentuklah sel-sel gamet. Setiap dua sel gamet yang berbeda bersatu membentuk satu sel baru yang berkembang menjadi sebuah zigot dan akhirnya menjadi kista. Kista ini lalu jatuh ke dasar laut dan dapat berbiak pada tahun berikutnya.

MANFAAT &MASALAH YANG DITIMBULKAN PHYROPHYTA
MANFAAT
*   Dinoflagellata dalam jumlah yang kecil sebagai penyusun komunitas plankton laut,  tetapi lebih melimpah di perairan tawar.
*      Fenonema menarik yang dihasilkan oleh Pyrrophyta adalah kemampuan bioluminescence (emisi cahaya oleh organisme), seperti yang dihasilkan oleh Noctiluca, Gonyaulax, Pyrrocystis, Pyrodinium dan Peridinium sehingga menyebabkan laut tampak bercahaya pada malam hari.

 MASALAH

Menyebabkan pasang merah (red tide) yaitu blooming Pyrrophyta dengan 1- 20 juta sel per liter. Red tide dapat menyebabkan:
*      Kematian ikan dan invertebrata, jika yang blooming adalah Ptychodiscus brevis, Prorocentrum dan Gymnodinium breve
*      Kematian invertebrata jika yang blooming adalah Gonyaulax, Ceratium dan Cochlodinium
*      Kematian organisme laut, yang lebih dikenal sebagai paralytic shellfish poisoning, jika yang blooming adalah Gonyaulax.

KLASIFIKASI PHYROPHYTA
Kingdom: Protista
Phylum: Pyrrhophyta (4 classes)
Class-1: Dinophyceae (Dinoiflagellates)
Order-1: Gymnodiniales
Family 1: Gymnodiniaceae
Genus: Gymnodinium (G. caudatum, G. fuscum, G. palustre)
Order-2: Peridiniales
Family 2: Glenodiniaceae
Genus 1: Glenodinium (G. armatum, G. borgei, G. gymnodinium, G.   palustre, G. quadridens)
Genus 2: Hemidinium (H. nasutum).
Gymnodinium merupakan contoh Dinoflagellata yang tubuhnya tidak tersusun oleh pelat-pelat. Banyak dijumpai hidup di air tawar dan air laut, merupakan dinoflagellata yang cingulumnya terletak di tengah-tengah dan melingkari sel dengan sempurna dan berakhir pada permukaan ventral.
Ceratium hidup di air laut ataupun air tawar, mempunyai tiga prosesus dinding sehingga berbentuk seperti terompet, yang satu pada akhir tubuh, sedang yang dua ditempat tubuh lain yang tidak digunakan untuk berlabuh. Histiophysis mempunyai bentuk seperti kendi dan Ornithocercus mempunyai bentuk seperti layar atau sayap.
 

    
       Alexandrium sp,                Phyrocistis                           Noctiluca                     Ceratium
   
          

   
Peridinium                                     Cochlodinium                        Prorocentrum                 Gymonidum breve.






2 komentar: